Senin, 28 Januari 2013

efusi pleura

EFUSI PLEURA
Pengertian
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan di rongga pleura (Price and Wilson, 1995).
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi  pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita.
Terjadinya efusi pleura disebabkan oleh 2 faktor yaitu  :
Infeksi :
-          Tuberkulosis                                       -    Abses paru
-          Pneumonitis                                        -    Abses subfrenik
Non infeksi :
-          Karsinoma paru                                  -    Gagal ginjal
-          Gagal hati                                           -    Hipotiroidisme
-          Karsinoma mediastinum                      -    Kilotoraks
-          Tumor ovarium                                   -    Emboli paru
-          Karsinoma pleura : primer dan sekunder
-          Bendungan jantung : gagal jantung, perikarditis konstruktiva.
Etiologi
Menurut jenis cairan yang terakumulasi etiologi efusi pleura dapat dibedakan menjadi :
1.      Transudat ( filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh ).
Penyakit yang menyertai transudat :
-          Gagal jantung kiri.                              -    Asites pada sirosis hati.
-          Sindrom nefrotik.                                -    Sindrom meig’s (asites dengan tumor
-          Obstruksi vena kava superior.                                               ovarium).
2.      Eksudat ( ekstravasasi cairan kedalam jaringan ).
Cairan ini dapat terjadi karena adanya :
-          Infeksi                                                 -    Infark paru
-          Neoplasma/tumor



Penyakit-penyakit dengan efusi pleura
•    Pleuritis karena virus, mikoplasma, bakteri piogenik aerob dan anaerob, tuberkulosa, fungi (Actynomyosis, Koksidioimikosis, Aspergilus, Kriptokokus, Histoplasmosis,Blastomikosis), parasit (amoeba)
•    Efusi karena kelainan intraabdomen yang terjadi karena reaksi infeksi atau peradangan di bawah diafragma seperti eksaserbasi akut pankreatitis kronik, abses ginjal, abses limpa, abses hati, sirosis hepar,Sindrom Meig, Dialisis peritoneal (selama dan sesudah dialysis peritoneal)
•    Efusi pleura karena penyakit kolagen seperti lupus eritematosus, arthritis rematoid, skleroderma
•    Efusi pleura karena gangguan sirkulasi seperti gangguan kardiovaskular (decompensatio cordis, sindroma vena cava superior, perikarditis konstriktiva), emboli, hipoalbuminemia
•    Efusi pleura neoplasma seperti mesotelioma (tumor primer yang berasal dari pleura), karsinoma bronkus, neoplasma metastatic, limfoma maligna
•    Efusi pleura karena sebab lain seperti trauma, uremia, miksedema, demam familial mediteranian, sarkoidosis, reaksi hipersensitif terhadap obat, sindrom dressler (pleuritis dan perikarditis dapat terjadi setelah 1-6 minggu serangan AMI, RJP atau operasi kardiotomi. Cairan pleura atau pericardium yang timbul bersifat eksudat, steril, berwarna serosa atau hemoragik. Keadaan ini disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas myocardium dan pericardium terhadap tindakan atau pengobatan. Terapinya simptomatik karena bersifat self-limited
•    Efusi pleura idiopatik

Diagnosis
Dari anamnesis yang teliti untuk mencari secara jelas etiologinya. Pemeriksaan fisik dilakukan inspeksi tampak kesakitan dan terlihat gerak dada yang sakit tertinggal. Pada palpasi terasa gerakan dada pada sisi yang sakit tertinggal dan stem fremitus pada sisi yang sakit turun. Pada perkusi terdapat pekak pada basal paru yang sakit dan pada auskultasi terdapat VBS yang menghilang pada sisi yang sakit.
Pemeriksaan penunjang
•    Imaging (foto rontgen thorax, CT scan, USG thorax)
•    Torakosentesis (aspirasi cairan pleura) berguna untuk terapeutik dan diagnostik. Pelaksanaannya pasien duduk, aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru sela iga garis aksilaris posterior dengan menggunakan abbocath 14 atau 16. Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000-1500cc pada setiap kali aspirasi karena bisa menyebabkan edema paru. Komplikasi dari tindakan ini adalah pneumothorax, hematothorax, emboli paru dan laserasi pleura viseralis. Untuk menegakkan diagnosis cairan pleura,dilakukan pemeriksaan warna dan jenis cairan (transudat, eksudat,hemoragik atau cylothorax), biokimia (kadar pH, glukosa, dan amylase, protein, LDH, BJ, Rivalta), sitologi, dan bakteriologi
•    Biopsi pleura
•    Untuk efusi yang sulit terdiagnosis bisa dilakukan analisis ulang, dan bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan tambahan yaitu bronkoskopi pada kasus neoplasma, korpus alienum, abses paru, scanning isotop pada kasus emboli paru, dan thoracoscopy (fiber-optic pleuroscopy) pada neoplasma dan tuberkulosis
Penatalaksanaan
•    Oksigen
•    Analisis gas darah
•    Torakosintesis
•    Water Sealed Drainage
•    Tindakan operatif bila cairan pus nya kental sehingga sulit keluar atau bila emfiemanya multilokular
•    Pengobatan antibiotika sistemik, tapi tidak berarti bila tidak diiringi pengeluaran cairan yang adekuat
•    Untuk mencegah relaps efusi pleura dapat dilakukan pleurodesis dengan cairan tetrasiklin, bleomycin, korinebakterium parvum, tio-tepa, 5-fluorourasil

Komplikasi
Komplikasi dari tindakan penatalaksanaan yaitu edema paru, pneumotoraks, hemothoraks, nyeri pleuritik, demam, bisa sampai syok neurogenik

Prognosis
Tergantung penyakit yang mendasarinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar